I. PENDAHULUAN
Setiap detik sangat berharga bagi kesembuhan dan keselamatan jiwa pasien. Waktu yang berharga bisa terbuang percuma lantaran terlambatnya interpretasi hasil pemeriksaan pathology pasien oleh dokter.
Telepathology ini dapat digunakan oleh dokter ahli pathology yang siap dipanggil sewaktu-waktu,dokter jaga UGD. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk menyiasati keterbatasan jumlah dokter ahli pathology, mahalnya alat-alat pathology, keterbatasan fasilitas, jumlah pasien yang banyak, masalah geografik, kebutuhan diagnosis cepat, serta pelayanan efektif dan efisien. Bermanfaat Bagi pasien, telepathology memberi kepuasan pelayanan, biaya lebih murah, dan penanganan cepat. Hasil pathology bisa didiskusikan meski dokter tidak berada di rumah sakit. Bagi rumah sakit, cara ini bermanfaat untuk mengoptimalkan pelayanan, penambahan jumlah pasien tanpa perlu menambah investasi, penanganan cepat, pembelian film dan printer berkurang karena tanpa kertas dan film, serta ada pembagian biaya antar rumah sakit yang terlibat dan nilai kebanggaan meningkat. Sistem yang dibutuhkan dalam telepathology di antaranya image management and communication (IMAC) meliputi sistem informasi pathology, sistem informasi rumah sakit, dan intelijen artifisial.
II. DASAR TEORI
E-Health merupakan penerapan TIK di bidang kesehatan, telah berkembang dengan cepat di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Tujuan dari penerapan e-health adalah untuk meningkatkan efisiensi, akses dan akuntabilitas terhadap pelayanan kesehatan menuju kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat dan lingkungan kerja yang lebih produktif bagi tenaga kerja di bidang kesehatan. E-Health mencakup penggunaan data dijital di sektor kesehatan, mentransmisikan, menyimpan, dan memperolehnya secara elektronik untuk tujuan klinis, pendidikan, dan administrasi, baik di situs local maupun di tempat yang jauh. Berbagai teknik dan protocol transmisi data digunakan. Bersifat all-inclusive karena melibatkan semua jenis layanan kesehatan dan profesional dibidang kesehatan (artinya, tidak hanya terbatas pada obat-obatan atau tidak hanya terbatas pada dokter).
Kata telepathology merupakan gabungan dari kata “tele”, yang berarti jauh, dan “pathology”, yang adalah cabang ilmu bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologi tubuh.
Patologi anatomi adalah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di banyak negeri, dokter yang berpraktek patologi dilatih dalam patologi anatomi dan patologi klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan tubuh.
Patolog anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pemeriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan di sekeliling sel. Kini, patolog anatomi mulai mempergunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama. Di Indonesia, jumlah dokter patologi anatomi belum banyak, hanya sekitar 220 orang.[1] Dokter spesialis ini diberi gelar SpPA. Di dalam telepathology melibatkan penggunaan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi dalam melakukan diagnostik pada suatu spesimen penyakit. Secara khusus dapat didefinisikan bahwa telepathology adalah salah satu aplikasi di dalam telemedicine.
Penggunaan teknologi video untuk examinasi dan konsultasi penanganan penyakit pada bagian-bagian tubuh yang berukuran mikroskopis untuk telepathology telah dibuktikan berhasil dilakukan, meskipun dengan sejumlah beberapa kendala teknis yang belum terselesaikan sampai saat itu. Ada dua paradigm utama di dalam telepathology,yaitu :
1) Screening secara dinamis dari jarak jauh dengan robot yang dipperlengkapi dengan video mikroskopis :lebih menarik bagi kebanyakan ahli patologi, namun memerlukan kecepatan link telekomunikasi yang sangat tinggi dan mahal yang mungkin tidak tersedia di lokasi-lokasi tertentu.
2) Diagnosa jarak jauh gambar still video hasil rekaman yang telah dipilih : mengalami penurunan yang signifikan dari data yang dibutuhkan untuk diagnosis. Sebagai solusinya terdapat sistem hibrid yang menggabungkan keterbatasan kemampuan robot yaitu dengan tetap menggunakan still image dengan resolusi tinggi.
III. DESAIN SISTEM
A. Rancangan Dasar
Karakteristik utama dari teknologi informasi adalah kemampuan untuk menangkap/menerima, mengelola, dan mentransfer informasi dari suatu lokasi ke lokasi lainnya melalui jaringan komunikasi (Handayani Tjandrasa; 2005).
B. ICT equipments
Kebutuhan alat untuk mengirimkan hasil diagnosa dalam hal ini adalah jaringan computer (data) berupa server yang digunakan sebagai pusat pengolah data.
C. Network architecture Options
Jenis jaringan yang bias digunakan untuk mengimplementasikan teknologi teledermatologi secara umum menurut kategori skala rumah sakit dapat digolongkan menjadi 3 jenis seperti tampak pada gambar 1 yaitu :
Small Hospital
Rumah sakit kecil (rata-rata melakukan ujian 100.000 per tahun) mungkin telah memiliki PAC sendiri dan sistem penyimpanan untuk melayani teknologi dan ahli radiology, dermatology. Peralatan local rumah sakit mengambil gambar dari CTI, Mammo, dan Catscan ke dalam sistem PAC. Biasanya infrastruktur ini sudah terdiri dari konektivitas melalui IP dan kemampuan untuk melakukan switching. Hal ini diwakili oleh Medical Grade Jaringan (MGN). Konten Cisco Switch digunakan untuk melakukan load balancing ke server ACUO bahwa front-end PAC ke perangkat penyimpanan.
Mid Sized Hospital/ Large Clinic
Sebuah rumah sakit menengah umumnya cukup besar untuk memiliki sendiri sistem PAC dan infrastruktur MGN. Dalam hal ini, baik modalitas dan jasa akan terletak di kampus. Arsitektur MGN dapat digunakan pada ukuran rumah sakit ini bersama dengan DICOM ACUO server. Jika kampus mendukung pusat data lokal dengan 6500, maka modul ACE dan dapat digunakan untuk menangani load balancing
fungsinya kepada ACUO DICOM Grid.
Centralize Hospital/ Data Central
Sebuah rumah sakit ukuran besar akan memiliki system PAC, serta melayani modalitas dan operator tetap (tenaga ahli) dalam infrastruktur rumah sakit. Untuk operasi yang sangat besar, rumah sakit dapat mendukung data center terpusat yang mendukung system penyimpanan yang besar untuk gambar. Dalam jenis ini model penyebaran, klinik remote mengirim atau mengambil gambar melalui jaringan luas. Selain pertengahan atau klinik ukuran kecil / rumah sakit juga dapat menggunakan penyimpanan PAC terpusat.
IV. IMPLEMENTASI SISTEM
1) Tahap penginstallan: Gambaran singkat bagaimana menyiapkan server iPath pada Windows meenggunakan XAMPP package yang tersedia di situs ipath. XAMPP adalah bundle dari Apache, MySQL dan PHP untuk komputer windows.
- Mendownload iPath bundeled dengan XAMPP dari situs ipath yaitu· http://ipath.ch/
- Me-unzip hasil download dengan tols yang tersedia dluar
- Memindahkan folder hasil unzip ke drive C: sehingga memiliki folder C: \ xampplite.
- Memulai XAMPP dengan men-double klik pada ikon "xampp_start.exe" di dalam C: folder xampplite \, hingga wnidow membuka terminal seperti
5. Membuat iPath lokal pada komputer dengan membuka browser web seperti Internet Explorer, mozilla dll. Dan membuka URL berikut: · http://localhost/ipath. Apabila berhasil akan keluar tampilan seperti berikut :
V. PENGUJIAN SISTEM
Pada pengujian ini, spesifikasi komputer operator yang dipakai adalah sebagai berikut :
1. Prosesor : Intel® Core™Duo Processor T2450 (2.0 GHz, 533 MHz FSB, 2 MB L2 cache)
2. Memori : 512 GB DDR2
3. IP-Address : 10.122.1.96
4. Sistem operasi : Windows™ XP SP3
5. Alamat IP : 10.122.1.125
1) Tampilan case pada administrator
2) Tampilan Slideshow pada system
3) Tampilan Presentasi Real-time bisa diakses dari luar
4) Tampilan Imic
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan, dengan iPath diperoleh beberapa keuntungan seperti :
1. Jasa konsultasi dan interpretatife pathology dapat dilakukan dalam waktu yang lebih cepat dan singkat.
2. Menyediakan jasa konsultasi medis antar dokter dan pasien tanpa harus berada pada satu tempat.
3. Mengantarkan dengan cepat hasil diagnosa gambar radiografi dalam keadaan darurat dan tidak darurat.
4. Menyediakan layanan cepat antar dokter spesialis pathology yang membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis pathology lain.
5. Menambah wawasan dan kesempatan mengembangkan ilmu yang dimiliki radiografer dan dokter.
6. Merupakan salah satu pendukung dari layanan telemedisin lainnya
7. Mendukung Resource Sharing, yaitu dapat menggunakan sumberdaya yang ada secara bersama-sama, hal ini terjadi karena penerapan sistem telepathology menggunakan sistem jaringan. Misal seorang pengguna yang berada 100 m jauhnya dari suatu sumber data, maka tidak perlu kesulitan dalam menggunakan dan mengevaluasi data tersebut, seolah-olah data tersebut berada di dekatnya
8. Reliabilitas tinggi, yaitu dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan reliabilitas yang tinggi dengan memiliki sumber-sumber alternatif persediaan. Misalnya, semua file dapat disimpan atau dicopy ke dua, tiga atau lebih dari 1 (satu) komputer yang terkoneksi ke jaringan. Sehingga bila salah satu mesin rusak dan data hilang, maka salinan di mesin yang lain masih bisa digunakan. sehingga melihat geografis Indonesia dan tingkat pelayanan kesehatan yang belum merata, maka penerapan telepathology merupakan alternatif yang sangat menarik, terutama untuk daerah-daerah terpencil.
B. Saran
Pengembangan sistem telepathology di masyarakat harus lebih ditingkatkan sejalan dengan infrastruktur yang tersedia mengingat dampaknya terhadap masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat luas akan sangat berarti.Diharapkan model konfigurasi Sistem Telemedika Masyarakat berbasis ICT nantinya dapat menyumbang usaha menjawab kebutuhan negara berkembang akan aplikasi telemedika dengan pemakaian teknologi sederhana yang sesuai.
Dukungan dari Departemen Kesehatan dan Operator Sistem Telekomunikasi bagi instansi pelayanan kesehatan masyarakat sangat diharapkan guna implementasi sistem telemedika yang telah dirancang. Agar secara ekonomis tidak terlalu membebani, implementasinya dapat dijadwalkan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi prasarana komunikasi yang ada di daerah yang bersangkutan. Dengan demikian program pemerintah dalam hal pemerataan pelayanan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
PUSTAKA
[1] Ilmu Patologi Anatomi Kurang Diminati. Republika Online. Diakses pada 2 Februari 2008
[2] Stephen Black-Schaffer, M.D.,Thomas J. Flotte, M.D,1995, Current Issues in Telepathology,Telemedicine Journal Volume 1, Number 2, Mary Ann Liebert, Inc.
[3] Eung Seok Lee, M.D,et all,2002, Practical Telepathology Using a Digital Camera and the Internet,telemedicine journal and e-health volume 8, number 2
[4] Dr Jem Rashbass and Professor Peter Furness,2005,Telepathology: Guidance from The Royal College of Pathologists
[5] Yukako Yagi et all,1999,Clinical Guidelines for Telepathology,American Telemedicine Association
[6] R.S.Weinstein, M.R. Descour, Chen Liang, L.Richter, W.C. Russum, J.F.Goodall, Pixuan Zhou, A.G.Olszak, and P.H. Bartels, Reinvention of Light Microscopy:Array Microscopy and Ultrarapidly Scanned Virtual Slides for Diagnostic Pathology and Medical Education, May 11, 2005
[7] Jie Zhou, M.A. Hogarth, R.F. Walters, R.Green, and T.S. NESBITT, Hybrid System for Telepathology, Human Pathology, Volume 31, No. 7 July 2000
[8] Eung Seok Lee, In Sun Kim, Jong Sang Choi, Bom Woo Yeom, Han Kyeom Kim, Geung Hawn Ahn, Anthony S.Y. -Leong, F.R.C.Path, Case Study Practical Telepathology Using a Digital Camera and the Internet, TELEMEDICINE JOURNAL AND e-HEALTH, Volume 8, Number 2, 2002
[9] D.Giansanti, L.Castrichella, and M.R. Giovagnoli, Telepathology Requires Specific Training for the Technician in the Biomedical Laboratory, TELEMEDICINE and e-HEALTH Vol. 14 No. 8,October 2008
[10] J. Settakorn, T. Kuakpaetoon, F.J.W.-M. Leong, K. Hamprasert, and K. Ichijima, Store-and-Forward Diagnostic Telepathology of Small Biopsies by E-Mail Attachment: A Feasibility Pilot Study with a View for Future Application in Thailand Diagnostic Pathology Services, Telemedicine Journal And E-Health, Volume 8, Number 3, 2002.
[11]http://eprints.uad.ac.id/65/1/PENGEMBANGAN-SISTEM-TELEMEDIKA-BERGERAK-DAN-APLIKASINYA-4th-Biomedical-Engineering-Forum.pdf