Rabu, 23 Maret 2011

RESENSI FILM BLACK SWAN


Judul                              : Black Swan
Pemain                          : Nina Sayers (Natalie Portman)
                                        Thomas Leroy (Vincent Cassel)
                                        Beth MacIntyre (Winona Ryder)
                                        Lili (Milla Kunis)
Sutradara                    : Darren Aronofsky
Genre                           : Thriller psikologis
Rilis                              : 3 Desember 2010
Durasi                          : 108 menit

Sinopsis Black Swan :
            Dalam film karya Darren Aronofsky mengisahkan mengenai seorang ballerina muda bernama Nina Sayers yang ingin mendapatkan peran menjadi swan queen dalam pementasan swan lake.
           " I had the craziest dream last night about a girl who has turned into a swan, but her prince falls for the wrong girl and she kills herself "
            Bagi seorang Nina Sayers (Natalie Portman) menjadi ballerina professional adalah impiannya, cita-citanya, dan juga obsesi terbesarnya. Di besarkan oleh seorang ibu yang mantan ballerina yang tidak kalah obsesifnya secara tidak langsung membentuk kepribadian Nina. Ia tumbuh menjadi seseorang yang perfeksionis namun juga tertutup disaat bersamaan, Ia adalah seorang anti-sosial dan kurang membuka dirinya. Memang sebagai balerina Nina sanggup menari dan membawakan semua gerakan-gerakan balet yang rumit dengan indah dan sempurna, namun sayang tidak ada jiwa di setiap gerakan gemulainya itu, kata Thomas Leroy (Vincent Cassel), seorang sutradara pementasan yang menunjuknya sebagai Swan Queen, tokoh utama dari pementasan Swan Lake menggantikan sang prima ballerina, Beth MacIntyre (Winona Ryder) yang 'terpaksa' pensiun.
          Membawakan peran sebagai Swan Queen jelas bukan perkara mudah. Peran rumit tersebut menuntut Nina untuk tidak hanya mengeluarkan segala kemampuan menarinya dengan baik namun juga mengharuskannya untuk menampilkan dua sisi emosi yang berbeda. Sebagai White Swan yang penuh pesona dan kepolosan, ya, ia mampu, namun tidak sebagai Black Swan, sebuah karakter yang bertolak belakang, karakter gelap dan menggoda yang ternyata kesulitan untuk di keluarkan oleh Nina yang introvert, apalagi kedatangan balerina baru, Lili (Milla Kunis) yang mampu membawakan karakter Black Swan dengan baik membuat persaingan menjadi panas dan dengan cepat juga menjadi awal sebuah rivalitas mengerikan.
           Awalnya, Nina berpikir Lili bisa menjadi temannya, namun ternyata dengan cara itulah Lili berusaha menjatuhkan Nina. Sempat Lili hampir berhasil mengambil peran Nina dengan menunjukkan karakter Black Swan yang lebih baik sehingga sutradara pementasan, Thomas, meminta Lili menjadi pemain cadangan untuk Swan Queen.
          Sementara persaingan itu pelan pelan berlangsung, terjadi perubahan psikis juga dalam diri Nina. Nina tiba tiba menemukan sisi dirinya yang gelap dan menyerupai Black Swan. Bahkan Nina sering mengalami ilusi dirinya yang menjadi Black Swan.
           Namun akhirnya, Nina mampu mempertahankan posisinya sebagai Swan Queen tetapi dengan mempertaruhkan dirinya sendiri. Bahkan selama pertunjukan, dia benar benar menjadi Swan Queen itu.

Ulasan :
           Aronofsky mengemas Black Swan dengan sangat puitis, indah, namun terasa perih. Layar dipenuhi dengan imaji-imaji kaki balerina yang dipaksa menekuk terus menerus dan menyangga tubuh yang berputar, serta beberapa close up shot yang mengekspos wajah Nina (Natalie Portman) yang sedih dan menderita. Sejak bagian pembuka hingga penutup film, penonton beberapa kali dihadirkan oleh sebuah layar yang seakan menjelma menjadi panggung pertunjukan balet.
          Layaknya pementasan Black Swan itu sendiri, film ini ibarat panggung pertunjukan berjudul sama yang mengisahkan pencarian jati diri seorang Nina dimana secara perlahan-lahan namun pasti bertransformasi dari karakter 'White Swan' menjadi 'Black Swan' yang ditunjukan dalam rangkaian horrific moments yang secara tidak langsung menuntut para penontonnya untuk berpikir keras untuk menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi pada karakter Nina. Bisa dibilang hampir sepertiga film ini menghadirkan sebuah studi karakter yang dibangun oleh Natalie Portman.
          Setelah selama 1 jam pertama Aronofsky mencoba memberi gambaran tentang karkater Nina dengan segala konfliknya dengan alur yang sedikit pelan, di 30 menit terakhir bisa dibilang adalah puncak dari segalanya. Dengan balutan teknik kamera yang dinamis, sinematografi yang indah, koreografi yang mempesona, sebuah persembahan penutup dari pementasan teror balet 'Angsa Hitam" ini berhsil ditutup dengan klimaks puncak yang sanggup membuat merinding yang melihatnya. Sebuah penutupan yang dramatis dan membekas karena akhirnya Nina sekarat karena luka yang dibuatnya sendiri.

Kelebihan :
Dalam film ini, banyak sekali kelebihan yang terekam di dalamnya. Mulai dari akting Natalie Portman yang benar benar menguasai karakter dari Nina, Odette (White Swan), dan Odile (Black Swan). Alur ceritanya yang lebih mendalami lebih dulu, siapakah Nina Sayers dan latar belakangnya sampai dia menjadi seorang ballerina yang ambisius. Ballerina yang perfeksionis namun anti-sosial, dan ketika menari dia seperti menunjukkan tarian yang tanpa jiwa.

Selain itu, dari segi kamera, pencahayaan, dan tentunya musik. Dalam film ini, benar benar seperti menggambarkan sebuah panggung pertunjukan ballet. Tapi, bukan ekedar permainan ballet di atas panggung saja, melainkan juga keseharian Nina dan saat saat Nina bersaing dengan Lili yang muncul sebagai rivalnya. Sehingga membuat Thomas tertarik menjadikan Lili sebagai cadangan Nina. Dan bagaimana Nina berusaha mempertahankan posisinya dalam keadaannya yang muali frustasi. Dan bisa dikatakan, film ini benar benar memaukau.

Selain itu dari segi penulisan naskah, penggarapannya juga sanget mendalam. Sehingga menghasilkan dialog-dialog yang makin memperjelas karaker Nina sayers. Pantaslah kalau film ini akhirnya dimasukkan sebagai nominasi dari Golden Awards dan Piala Oscar. Karena dalam waktu singkat sudah mempu menarik perhatian penonton.

Kelemahan :
Kisah Swan Lake memang sudah cukup terkenal. Kisah ini adalah sebuah kisah klasik dari abad ke-19. Seorang Putri, Odette namanya, dikutuk dan terperangkap dalam tubuh seekor angsa putih selama matahari terbit dan hanya bisa kembali ke wujud manusia ketika matahari terbenam. Konon ia hanya akan kembali menjadi manusia seutuhnya jika seorang pangeran bisa mencintainya dengan sepenuh hati. Namun sang pangeran, yang juga membalas cintanya, terkecoh oleh Odile - seorang putri yang perawakannya menyerupai Odette - yang mengepakkan sayap hitam. Di dalam ketidaktahuan, sang pangeran mengucapkan cintanya kepada angsa hitam, dan menghanguskan kesempatan Odette untuk terlepas dari kutukan.  Karena putus cinta, Odette memilih untuk mengakhiri hidupnya, karena hanya itu  cara lain yang bisa ia lakukan untuk menghancurkan kutukan penyihir. Sang pangeran yang kemudian menyadari kesalahannya mengejar sang putri. Namun ia terlambat, dan akhirnya memilih untuk menyusul Odette. 

Penonton yang belum atau kurang memahani kisah klasik Swan Lake akan mengalami keulitan untuk mengerti dan memahami film ini. Apalagi karena film ini bergenre thriller psikologis, dimana penonton harus sanggup mendalami isi cerita.

Kesimpulan :
Film ini pantas untuk ditonton bagi para penggemar film yang menyukai film yang dramatis, romatis, namun horor dari segi psikologis. Sayangnya, film ini tidak bis ditonton di bioskop. Tatpi bisa dilihat di beberapa situs di internet.


Minggu, 13 Maret 2011

Kadang masih banyak orang yang masih bingung perbedaan antara pakaian Jepang bernama Kimono dan Yukata. Memang jika kita melihat sekilas akan nampak sama. Bahkan terlihat serupa. Tapi sebenarnya tidak sama.
Nah, setelah saya membaca disana-sini dan mendapatkan sedikit penjelasan. Disini saya akan berusaha menjelaskan apa perbedaaan diantara keduanya.

Nah, dari kedua gambar ini, apakah kalian dapat melihat perbedaannya??
 
 

Minggu, 06 Maret 2011

Tromboflia

Pusing, vertigo, sesak napas, nyeri dada, dan mengalami keguguran berulang harus segera diwaspadai. Itu bisa menjadi gejala trombofilia. Gejala penyakit ini sangat senyap, kerap tidak disadari, tetapi bisa sangat mematikan. 
Gejala trombofilia baru ditemukan tahun 1990-an. Kini kasusnya mulai banyak ditemukan, tetapi masih banyak dokter yang belum memahami.Trombofilia disebabkan gangguan sistem imun pada tubuh di mana antibodi berbalik menyerang tubuh. Antibodi merusak sel pembuluh darah dan memicu pembekuan darah.

Bekuan darah pada penderita trombofilia dapat terjadi di mana saja, misalnya di pembuluh arteri di jantung, pembuluh darah di paru maupun otak, bahkan di pembuluh darah di retina (mata) dan telinga.Sumbatan bekuan darah di pembuluh darah jantung dapat menyebabkan serangan jantung. Jika bekuan darah sampai di pembuluh darah otak, bisa mengakibatkan stroke. Bekuan darah yang tersangkut di pembuluh paru bisa menyebabkan emboli paru. Semua kondisi itu dapat mengakibatkan kematian jaringan dan berakhir kematian penderita.

Bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah di mata menyebabkan penderita kehilangan kemampuan melihat. Jika terjadi di telinga, pendengaran pun tiba-tiba hilang.Perempuan penderita trombofilia dapat mengalami keguguran berulang karena pasokan oksigen dan nutrisi lewat plasenta terhambat bekuan darah.
Gejala. Pada ibu hamil, biasanya akan timbul gejala hipertensi, sakit kepala, rasa kebas, dan nyeri pada bagian tubuh yang mengalami penyumbatan aliran darah. Bagian-bagian tubuh yang kerap terserang di antaranya adalah tungkai kaki, retina mata (pembuluh darah balik), dan telinga.
Penyebab. Penyebab trombofilia pada ibu hamil bisa berupa faktor keturunan (genetik) maupun masalah kesehatan.
  • Contoh faktor keturunan, kelainan faktor pembekuan darah yang dikenal dengan nama faktor V Leiden, mutasi pada protrombin, kekurangan (defisiensi) zat antitrombin, protein C, dan protein S.
  • Contoh faktor masalah kesehatan, kanker, operasi besar, dan sindroma antifosfolipida.
Pada ibu hamil, sindroma antifosfolipida merupakan penyebab trombofilia yang paling sering dijumpai, dan juga menjadi penyebab komplikasi kehamilan. Sekitar 7-25% kasus keguguran berulang disebabkan oleh sindroma fosfolipida.

Risiko. Trombofilia yang diderita ibu hamil dapat berakibat fatal. Yakni, menyebabkan keguguran berulang. Selain itu, penyakit kelainan pembekuan darah ini juga dapat menyebabkan sejumlah masalah dan komplikasi kehamilan serius lainnya, seperti eklampsia, kematian janin, gangguan pertumbuhan janin, dan ketidaksuburan (infertilitas). Pada ibu hamil penderita trombofilia, penyumbatan pembuluh darah tidak hanya terjadi pada pembuluh darah di tubuhnya, melainkan juga pada pembuluh darah plasenta (ari-ari). Bila ini terjadi berarti aliran darah yang membawa oksigen dan berbagai zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin terhambat. Akibatnya, janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan sehingga berisiko lahir cacat atau bahkan mengalami kematian karena gagal tumbuh.
Pengobatan. Dokter biasanya akan memberikan obat antipembekuan darah (antikoagulan) dalam bentuk suntikan. Obat antikoagulan oral (diminum) hanya diberikan kepada wanita yang tidak hamil dan wanita yang sudah melahirkan. Sebab, bila obat ini dikonsumsi ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin.

Pencegahan. Cara terbaik untuk mencegah terjadinya berbagai masalah dan komplikasi kehamilan akibat trombofilia adalah dengan melakukan deteksi sejak dini, sebelum Anda berencana hamil. Misalnya melakukan tes kekentalan darah untuk mengetahui adanya ”bakat” trombofilia. Atau, bila Anda sudah hamil, tanyakan kepada dokter kandungan Anda, apakah Anda perlu menjalani tes kekentalan darah. Apabila hasilnya ternyata positif, dokter pakar hematologi-onkologi medik atau dokter spesialis penyakit dalam, akan bekerjasama dengan dokter kandungan Anda, dalam memberikan jenis obat pembekuan darah yang ”aman” untuk ibu hamil. 

sumber::
kompas dengan perubahan

;;