PENGERTIAN AUTIS
Kata autis berasal dari bahasa Yunani "auto" berarti sendiri yang ditujukan pada seseorang yang menunjukkan gejala "hidup dalam dunianya sendiri". Pada umumnya penyandang autisma mengacuhkan suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lain dan sebagainya).Pemakaian istilah autis kepada penyandang diperkenalkan pertama kali oleh Leo Kanner, seorang psikiater dari Harvard (Kanner, Austistic Disturbance of Affective Contact) pada tahun 1943 berdasarkan pengamatan terhadap 11 penyandang yang menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh.
PENYEBAB AUTIS
Belum ada kesepakatan mengenai penyebab utama autisme. Para ahli hanya meyakini disebabkan oleh multifaktor yang saling berkaitan satu sama lain, seperti: faktor genetik, abnormalitas sistem pencernaan (gastro-intestinal), polusi lingkungan, disfungsi imunologi, gangguan metabolisme (inborn error), gangguan pada masa kehamilan/persalinan, abnormalitas susunan syaraf pusat/struktur otak, dan abnormalitas biokimiawi.Awalnya autisme diduga sebagai kegagalan orang tua dalam pengasuhan anak, yaitu perilaku orang tua terutama ibu yang “dingin” dalam mengasuh anak sehingga anak menjadi “dingin” pula. Faktor psikologis dianggap sebagai pencetus autisme yang menyebabkan anak menolak dunia luar. Teori ini selanjutnya dikenal dengan teori psikososial serta populer sekitar tahun 1950-1960.
Teori tersebut kemudian disusul dengan teori neurologis. Dari berbagai gangguan perkembangan otak, mungkin gangguan autisme adalah yang paling menarik dan misterius. Hal ini akibat kompleksitas berbagai sistem otak yang berinteraksi dan rumit karena mengenai aspek sosial, kognitif dan linguistik sehingga sangat erat dengan komunikasi dan humanitas. Penelitian dalam bidang neoroanatomi, neorofisiologi, neorokimiawi dan genetika pada beberapa anak penyandang autisme menunjukkan adanya gangguan atau kelainan pada perkembangan sel-sel otak selama dalam kandungan. Pada saat pembentukan sel-sel tersebut terjadi gangguan oksigenasi, pendarahan, keracunan, infeksi TORCH yang mengganggu kesempurnaan pembentukan sel otak di beberapa tempat.Faktor lain yang juga diduga dan diyakini penyebab autisme adalah faktor perinatal, yaitu: selama kehamilan, gangguan pembentukan sel otak oleh berbagai faktor penyebab, serta berbagai faktor sesaat setelah kelahiran. Selain itu, pengobatan pada ibu hamil juga dapat merupakan faktor resiko yang menyebabkan autisme. Komplikasi yang paling sering dilaporkan berhubungan dengan autisme adalah pendarahan trisemester pertama dan gawat janin disertai aspirasi mikonium saat mendekati kelahiran. Kasus autisme ditemukan pada masalah-masalah pranatal, seperti: premature, postmature, pendarahan antenatal pada trisemester pertama-kedua, umur ibu lebih dari 35 tahun, serta banyak dialami anak-anak dengan riwayat persalinan yang tidak spontan serta “repiratory distress syndrome”.
Adanya gangguan struktur dan fungsi otak disebabkan oleh: (1) herediter/genetik, dimana saudara dari para penyandang autisme mempunyai resiko puluhan kali untuk dapat menyandang autisme dibandingkan dengan anak-anak lain yang tidak mempunyai saudara yang menyandang autisme; (2) proses selama kehamilan dan persalinan. Diduga infeksi virus pada awal kehamilan, komplikasi kehamilan dan persalinan, dapat berkaitan dengan lahirnya anak autisme.Faktor lain yang juga dituding adalah gangguan susunan syaraf pusat. Gangguan metabolisme yang mengganggu kerja otak seperti: kekurangan vitamin, mineral, enzim, dsb.; alergi makanan; gangguan pencernaan; infeksi dinding usus oleh jamur, virus, bakteri; keracunan logam berat; serta gangguan kekebalan tubuh juga sering dikaitkan dengan munculnya autisme pada anak yang semula terlahir normal tapi mulai menampakkan gejala autisme sekitar usia 2 tahun.
CIRI-CIRI AUTIS
-Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya.
- Tidak bias bereaksi normal dalam pergaulan sosialnya.
- Perkembangan bicara dan bahasa tidak normal (penyakit kelainan mental pada anak = autistic-children).
- Reaksi/pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang-ulang dan tidak padan.
Apa saja gejala2 Autis yang harus di waspadai oleh orang tua? Dalam kegiatan sehari-hari, gejala Autis dapat terlihat jika anak seringkali:
- Tidak bereaksi, atau seakan tidak mendengar saat dipanggil namanya.
- Cenderung main sendiri.
- Membeo (mengulang) kata yang anda ucapkan.
- Menggunakan gerakan untuk menunjukan keinginannya, misalnya menggandeng tangan ayah/ibu untuk mengambilkan gelas untuk minum.
- Tidak suka dipeluk/disentuh.
- Kurang/tidak melakukan kontak mata (menatap wajah) orang yang mengajak bicara.
- Kegiatan rutin sulit diubah serta memerlukan jadwal kegiatan yang konsisiten dan rutin (cenderung kaku).
- Tertarik pada bagian dari mainan dan bukan mainan itu sendiri.
- Kurang menjaga keselamatan diri dan tidak menyadari adanya bahaya (main pisau, silet, api dllnya).
- Sangat sensitif terhadap rangsang pancaindra, baik pendengaran, penciuman, rasa dll (tidak tahan bunyi keras,kain yang kasar, tidak suka rasa asam dsb).
- Keterlambatan bicara, misalnya tidak mengucapkan kata2 hingga usia 2 tahun atau hilang kemampuan bicara.
- Sangat obsesif terhadap benda tertentu, misalnya : sarung bantal yang harus dibawa kemanapun pergi.
- Melakukan gerakan-gerakan khas yang sifatnya berulang, misalnya, mengepak-epakkan tangan seperti burung, menjentikkan jemari di depan mata, berputar-putar dll.
- Kesulitan dalam mengekspresikan emosi, misalnya marah-marah dan mengamuk tanpa sebab(tantrum), tertawa sendiri atau mengelamun dan sibuk di dunianya sendiri.
Dan berikut ini gejala anak Autisme ini berdasarkan usia:
Usia 0 – 6 bulan. Apabila anak anda terlalu tenang dan jarang menangis, terlalu sensitif, gerakan tangan dan kaki yang terlalu berlebihan terutama pada saat mandi. Tidak pernah terjadi kontak mata atau senyum yang secara sosial, dan digendongakan mengepal tangan atau menegangkan kaki secara berlebihan.
Usia 6 – 12 bulan. Kalau digendong kaku atu tegang dan tidak berenterasi atau tidak tertarik pada maianan atu tidak beraksi terhadap suara atau kata. Dan selalu memandang suatu benda atau tangannya sendiri secara lama. Itu akibat terlambat dalam perkembangan motorik halus dan kasar.
Usia 2 - 3 tahun. Tidak berminat atau bersosialisasi terhadap anak-anak lain dan kontak mata tidak nyambung dan tidak pernah focus. juga kaku terhadap orang lain dan masih senang digendong dan malas mengerakan tubuhnya.
Usia 4 – 5 tahun. Sukanya anak ini berteriak-teriak dan suka membeo atau menirukan suara orang dan mengeluarkan suara-suara aneh. Dan gampang marag atau emosi apabila rutinitasnya diganggu dan kemauanya tidak dituruti dan agresif dam mudah menyakiti diri sendiri.
PENCEGAHAN AUTIS
- Tindakan pencegahan adalah yang paling utama dalam resiko terjadinya penyakit atau gangguan.
- Demikian pula kelainan autism, meskipun teori penyebabnya masih belum jelas terungkap namun beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan.
- Upaya pencegahan tersebut berdasarkan teori penyebab ataupun penelitian faktor resiko autisme. Pencegahan ini dapat dilakukan sedini mungkin sejak merencanakan kehamilan, saat kehamilan, persalinan dan periode usia anak.
PENCEGAHAN SEJAK KEHAMILAN
- Untuk mencegah gangguan perkembangan sejak kehamilan , harus dilihat dan diamati penyebab dan faktor resiko terjadinya gangguan perkembangan sejak dalam kehamilan. Untuk mengurangi atau menghindari resiko yang bisa timbul dalam kehamilan tersebut dapat melalui beberapa cara.
- Adapun cara untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang sejak dalam kehamilan tersebut diantaranya adalah : Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan lebih awal, kalu perlu berkonsultasi sejak merencanakan kehamilan. Melakukan pemeriksaan skrening secara lengkap terutama infeksi virus TORCH (Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, herpes atau hepatitis).
- Periksa dan konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan secara rutin dan berkala, dan selalu mengikuti nasehat dan petunjuk dokter dengan baik. Peradarahan selama kehamilan segera periksa ke dokter kandungan anda. Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena kelainan plasenta. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan pada otak janin.
- Perdarahan pada awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir rendah juga merupakan resiko tinggi terjadinya autism dan gangguan bahasa lainnya. Berhati-hatilah minum obat selama kehamilan, bila perlu harus konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Obat-obatan yang diminum selama kehamilan terutama trimester pertama. Peneliti di Swedia melaporkan pemberian obat Thaliodomide pada awal kehamilan dapat mengganggu pembentukan sistem susunan saraf pusat yang mengakibatkan autism dan gangguan perkembangan lainnya termasuk gangguan berbiocara.
- Bila bayi beresiko alergi sebaiknya ibu mulai menghindari paparan alergi berupa asap rokok, debu atau makanan penyebab alergi sejak usia di atas 3 bulan.
- Hindari paparan makanan atau bahan kimiawi atau toksik lainnya selama kehamilan.
Jaga higiene, sanitasi dan kebersihan diri dan lingkungan kita. Konsumsilah makanan yang bergizi baik dan dalam jumlah yang cukup. Sekaligus konsumsi vitamin dan mineral tertentu sesuai anjuran dokter secara teratur.
- Adanya Fetal Atopi atau Maternal Atopi, yaitu kondisi alergi pada janin yang diakibatkan masuknya bahan penyebab alergi melalui ibu. Menurut pengamatan penulis, hal ini dapat dilihat adanya Gerakan bayi gerakan refluks oesefagial (hiccupps/cegukan) yang berlebihan sejak dalam kandungan terutama terjadi malam hari. Diduga dalam kedaaan tersebut bayi terpengaruh pencernaan dan aktifitasnya oleh penyebab tertentu termasuk alergi ataupun bahan-bahan toksik lainnya selama kehamilan. Bila gerakan bayi dan gerakan hiccups/cegukan pada janin yang berlebihan terutama pada malam hari serta terdapat gejala alergi atau sensitif pencernaan salah satu atau kedua orang tua. Sebaiknya ibu menghindari atau mengurangi makanan penyebab alergi sejak usia kehamilan di atas 3 bulan.
- Hindari asap rokok, baik secara langsung atau jauhi ruangan yang dipenuhi asap rokok. Beristirahatlah yang cukup, hindari keadaan stres dan depresi serta selalu mendekatkan diri dengan Tuhan.
PENCEGAHAN SAAT PERSALINAN
- Persalinan adalah periode yang paling menentukan dalam kehidupan bayi selanjutnya.
- Beberapa komplikasi yang timbul selama periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan. Bila terjadi gangguan dalam persalinan maka yang paling berbahaya adalah hambatan aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh bayi termasuk otak.
- Organ otak adalah organ yang paling sensitif dan peka terhadap gangguan ini, kalau otak terganggu maka sangat mempengaruhi kualitas hidup anak baik dalam perkembangan dan perilaku anak nantinya
Beberapa hal yang terjadi saat persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya perkembangan dan perilaku pada anak, sehingga harus diperhatikan : Melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan tentang rencana persalinan.
- Dapatkan informasi secara jelas dan lengkap tentang resiko yang bisa terjadi selama persalinan.
- Bila terdapat resiko dalam persalinan harus diantisipasi kalau terjadi sesuatu. Baik dalam hal bantuan dokter spesialis anak saat persalinan atau sarana perawatan NICU (Neonatologi Intensive Care Unit) bila dibutuhkan. Bila terdapat faktor resiko persalinan seperti : pemotongan tali pusat terlalu cepat, asfiksia pada bayi baru lahir (bayi tidak menangis atau nilai APGAR SCORE rendah
PENCEGAHAN SEJAK USIA BAYI
- Setelah memasuki usia bayi terdapat beberapa faktor resiko yang harus diwaspadai dan dilakukan upaya pencegahannya. Bila perlu dilakukan terapi dan intervensi secara dini bila sudah mulai dicurigai terdapat gejala atau tanda gangguan perkembangan.
- Adapun beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah : · Amati gangguan saluran cerna pada bayi sejak lahir.
- Gangguan teresebut meliputi : sering muntah, tidak buang besar setiap hari, buang air besar sering (di atas usia 2 minggu lebih 3 kali perhari), buang air besar sulit (mengejan), sering kembung, rewel malam hari (kolik), hiccup (cegukan) berlebihan, sering buang angin. Bila terdapat keluhan tersebut maka penyebabnya yang paling sering adalah alergi makanan dan intoleransi makanan. Jalan terbaik mengatasi ganggguan tersebut bukan dengan obat tetapi dengan mencari dan menghindari makanan penyebab keluhan tersebut.
- Gangguan saluran cerna yang berkepanjangan akan dapat mengganggu fungsi otak yang akhirnya mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak. · Bila terdapat kesulitan kenaikkan berat badan, harus diwaspadai. Pemberian vitamin nafsu makan bukan jalan terbaik dalam mengobati penderita, tetapi harus dicari penyebabnya · Bila terdapat kelainan bawaan : kelainan jantung bawaan, kelainan genetik, kelainan metabolik, maka harus dilakukan perawatan oleh dokter ahli. Harus diamati tanda dan gejala autism secara cermat sejak dini. ·
- Demikian pula bila terjadi gangguan neurologi atau saraf seperti trauma kepala, kejang (bukan kejang demam sederhana) atau gangguan kelemahan otot maka kita harus lebih cermat mendeteksi secara dini gangguan perkembangan. · Pada bayi prematur, bayi dengan riwayat kuning tinggi (hiperbilirubinemi), infeksi berat saat usia bayi (sepsis dll) atau pemberian antibiotika tertentu saat bayi harus dilakukan monitoring tumbuh kembangnya secara rutin dan cermat terutama gangguan perkembangan dan perilaku pada anak.
- Bila didapatkan penyimpangan gangguan perkembangan khususnya yang mengarah pada gangguan perkembangan dan perilaku maka sebaiknya dilakukan konsultasi sejak dini kepada ahlinya untuk menegakkan diagnosis dan intervensi sejak dini.
- Pada bayi dengan gangguan pencernaan yang disertai gejala alergi atau terdapat riwayat alergi pada orang tua, sebaiknya menunda pemberian makanan yang beresiko alergi hingga usia diatas 2 atau 3 tahun.
- Makanan yang harus ditunda adalah telor, ikan laut, kacang tanah, buah-buahan tertentu, keju dan sebagainya. · Bayi yang mengalami gangguan pencernaan sebaiknya juga harus menghindari monosodium glutamat (MSG), amines, tartarzine (zat warna makanan), · Bila gangguan pencernaan dicurigai sebagai Celiac Disease atau Intoleransi Casein dan Gluten maka diet harus bebas casein dan Gluten,
- Ciptakan lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang baik secara kualitas dan kuantitas, hindari rasa permusuhan, pertentangan, emosi dan kekerasan. Bila terdapat faKtor resiko tersebut pada periode kehamilan atau persalinan maka kita harus lebih waspada. Menurut beberapa penelitian resiko tersebut akan semakin besar kemungkinan terjadi autism. Selanjutnya kita harus mengamati secara cermat tanda dan gejala autism sejak usia 0 bulan.
- Bila didapatkan gejala autism pada usia dini, kalau perlu dilakukan intervensi sejak dini dalam hal pencegahan dan pengobatan. Lebih dini kita melakukan intervensi kejadian autism dapat kita cegah atau paling tidak kita minimalkan keluhan yang akan timbul. Bila resiko itu sudah tampak pada usia bayi maka kondisi tersebut harus kita minimalkan bahkan kalau perlu kita hilangkan. Misal kegagalan kenaikkan berat badan harus betul-betul dicari penyebabnya, pemberian vitamin bukan jalan terbaik untuk mencari penyebab kelainan tersebut.
- Demikan pula gangguan alergi makanan dan gangguan pencernaan pada bayi, harus segera dicari penyebabnya. Yang paling sering adalah karena alergi makanan atau intoleransi makan, penyebabnya jenis makanan tertentu termasuk susu bayi. Pemberian obat-obat bukanlah cara terbaik untuk mencari penyebab gangguan alergi atau gangguan pencernaan tersebut. Yang paling ideal adalah kita harus menghindari makanan penyebab gangguan tersebut tanpa bantuan obat-obatan. Obat-obatan dapat diberikan sementara bila keluhan yang terjadi cukup berat, bukan untuk selamanya.
0 komentar:
Posting Komentar