Minggu, 06 Maret 2011

Tromboflia

Pusing, vertigo, sesak napas, nyeri dada, dan mengalami keguguran berulang harus segera diwaspadai. Itu bisa menjadi gejala trombofilia. Gejala penyakit ini sangat senyap, kerap tidak disadari, tetapi bisa sangat mematikan. 
Gejala trombofilia baru ditemukan tahun 1990-an. Kini kasusnya mulai banyak ditemukan, tetapi masih banyak dokter yang belum memahami.Trombofilia disebabkan gangguan sistem imun pada tubuh di mana antibodi berbalik menyerang tubuh. Antibodi merusak sel pembuluh darah dan memicu pembekuan darah.

Bekuan darah pada penderita trombofilia dapat terjadi di mana saja, misalnya di pembuluh arteri di jantung, pembuluh darah di paru maupun otak, bahkan di pembuluh darah di retina (mata) dan telinga.Sumbatan bekuan darah di pembuluh darah jantung dapat menyebabkan serangan jantung. Jika bekuan darah sampai di pembuluh darah otak, bisa mengakibatkan stroke. Bekuan darah yang tersangkut di pembuluh paru bisa menyebabkan emboli paru. Semua kondisi itu dapat mengakibatkan kematian jaringan dan berakhir kematian penderita.

Bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah di mata menyebabkan penderita kehilangan kemampuan melihat. Jika terjadi di telinga, pendengaran pun tiba-tiba hilang.Perempuan penderita trombofilia dapat mengalami keguguran berulang karena pasokan oksigen dan nutrisi lewat plasenta terhambat bekuan darah.
Gejala. Pada ibu hamil, biasanya akan timbul gejala hipertensi, sakit kepala, rasa kebas, dan nyeri pada bagian tubuh yang mengalami penyumbatan aliran darah. Bagian-bagian tubuh yang kerap terserang di antaranya adalah tungkai kaki, retina mata (pembuluh darah balik), dan telinga.
Penyebab. Penyebab trombofilia pada ibu hamil bisa berupa faktor keturunan (genetik) maupun masalah kesehatan.
  • Contoh faktor keturunan, kelainan faktor pembekuan darah yang dikenal dengan nama faktor V Leiden, mutasi pada protrombin, kekurangan (defisiensi) zat antitrombin, protein C, dan protein S.
  • Contoh faktor masalah kesehatan, kanker, operasi besar, dan sindroma antifosfolipida.
Pada ibu hamil, sindroma antifosfolipida merupakan penyebab trombofilia yang paling sering dijumpai, dan juga menjadi penyebab komplikasi kehamilan. Sekitar 7-25% kasus keguguran berulang disebabkan oleh sindroma fosfolipida.

Risiko. Trombofilia yang diderita ibu hamil dapat berakibat fatal. Yakni, menyebabkan keguguran berulang. Selain itu, penyakit kelainan pembekuan darah ini juga dapat menyebabkan sejumlah masalah dan komplikasi kehamilan serius lainnya, seperti eklampsia, kematian janin, gangguan pertumbuhan janin, dan ketidaksuburan (infertilitas). Pada ibu hamil penderita trombofilia, penyumbatan pembuluh darah tidak hanya terjadi pada pembuluh darah di tubuhnya, melainkan juga pada pembuluh darah plasenta (ari-ari). Bila ini terjadi berarti aliran darah yang membawa oksigen dan berbagai zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin terhambat. Akibatnya, janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan sehingga berisiko lahir cacat atau bahkan mengalami kematian karena gagal tumbuh.
Pengobatan. Dokter biasanya akan memberikan obat antipembekuan darah (antikoagulan) dalam bentuk suntikan. Obat antikoagulan oral (diminum) hanya diberikan kepada wanita yang tidak hamil dan wanita yang sudah melahirkan. Sebab, bila obat ini dikonsumsi ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin.

Pencegahan. Cara terbaik untuk mencegah terjadinya berbagai masalah dan komplikasi kehamilan akibat trombofilia adalah dengan melakukan deteksi sejak dini, sebelum Anda berencana hamil. Misalnya melakukan tes kekentalan darah untuk mengetahui adanya ”bakat” trombofilia. Atau, bila Anda sudah hamil, tanyakan kepada dokter kandungan Anda, apakah Anda perlu menjalani tes kekentalan darah. Apabila hasilnya ternyata positif, dokter pakar hematologi-onkologi medik atau dokter spesialis penyakit dalam, akan bekerjasama dengan dokter kandungan Anda, dalam memberikan jenis obat pembekuan darah yang ”aman” untuk ibu hamil. 

sumber::
kompas dengan perubahan

0 komentar:

Posting Komentar