Hari raya keagamaan waisak belum lama dirayakan oleh umat Budha diseluruh dunia. Hari keagamaan tersebut sama pentingnya dengan hari keagamaan besar lainnya seperi idul fitri, idul adha, nyepi, natal dll 
Hari Raya Waisak sendiri dikalangan umat Buddha  sering disebut dengan hari raya Trisuci Waisak. Disebut demikian karena  Waisak memperingati tiga peristiwa penting yang semuanya terjadi di  bulan Vesakha dan pada waktu yang sama yaitu tepat saat bulan purnama. Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha  Purnima di India, Saga Dawa di Tibet,  Vesak di Malaysia dan Singapura, Visakha Bucha di  Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini  diambil dari bahasa Pali "Wesakha", yang pada gilirannya juga terkait  dengan "Waishakha" dari bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat disebut  juga sebagai "Hari Buddha".  Tiga peristiwa penting dalam waisak itu adalah:
01. KELAHIRAN  PANGERAN SIDHARTA
 
Pangeran Sidharta  adalah Putra seorang Raja yang bernama Raja Sudodhana dan seorang  Permaisuri yang bernama Ratu Mahamaya. Pangeran Sidharta lahir kedunia  sebagai seorang Bodhisatva ( Calon Buddha, Calon Seseorang yang akan  mencapai Kebahagiaan Tertingggi ). Beliau Lahir di taman Lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi
 
02.  PENCAPAIAN PENERANGAN SEMPURNA
Pangeran Sidharta pada usia 29  tahun beliau pergi meninggalkan Istana dan pergi menuju Hutan untuk  mencari Kebebasan dari USIA TUA, SAKIT, dan MATI. Kemudian Pada saat  Purnama Sidhi di bulan Waisak Pertapa Sidharta mencapai Penerangan  Sempurna dan mendapat gelar SANG BUDDHA.
 
03. PENCAPAIAN PARINIBBANA
Ketika usia 80 tahun Sang  Buddha Wafat atau PARINIBBANA di Kusinara. Semua mahkluk memberikan  penghormatan kepada Sang Buddha dan begitu juga Para anggota Sanggha ,  mereka bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Sang  Buddha.
Itulah sejarah singkat Sang Buddha yang 3 peristiwa itu  merupakan peristiwa yang diperingati pada Hari Tri Suci Waisak. Karena  peristiwa itulah yang menjadi tonggak atau awal lahirnya agama Buddha. 
Waisak sebagai sebuah hari raya agama Buddha bisa memberikan contoh yang  positif kepada setiap orang. Contoh positif yang dapat diteladani  adalah pengembangan cinta-kasih kepada setiap makhluk hidup. Wujudnya  bisa berupa berdana membantu mereka yang membutuhkan, mendonorkan darah,  menjaga lingkungan sekitar dengan hidup sederhana atau  perbuatan-perbuatan baik lainnya. Akhirnya satu harapan besar dari hari  Waisak tersebut adalah bahwa setiap manusia diharapkan dapat merenungi  segala perbuatannya dan setiap saat selalu hidup dengan rasa cinta-kasih  tanpa kebencian, seperti yang tertulis di dalam Dhammapada, “Kebencian  tidak akan selesai jika dibalas dengan kebencian, tetapi hanya dengan  memaafkan dan cinta-kasihlah maka kebencian akan lenyap.”
sumber:
http://pemudabudhis.blogspot.com/2009/04/makna-hari-waisak.html
 
0 komentar:
Posting Komentar